Selasa, 08 Februari 2011

KAMPAR


Pemerintahan
Bupati Kampar saat ini adalah
Burhanuddin Husin. Pada pemilu yang
dilaksanakan pada Oktober 2006,
Burhanuddin Husin terpilih sebagai
bupati baru untuk periode 2006-2011.
Burhanuddin menggantikan Jefri Noer,
bupati yang sempat menggemparkan
peta politik nasional dengan skandal
pengusiran seorang kepala sekolah
pada sebuah rapat dengar pendapat di
DPRD Kampar. Jauh sebelum reformasi,
Kampar selalu dipimpin oleh bupati yang
berlatar belakang militer dengan
mengabaikan latar belakang sosio-
kultural semisal putera daerah. Namun
dengan digulirkannnya otonomi daerah,
kini Kampar memiliki pemimpin dari
daerahnya sendiri.
Potensi
Kabupaten Kampar mempunyai banyak
potensi yang masih dapat dimanfaatkan,
terutama di bidang pertanian dan
perikanan darat.
Pertanian
Bidang pertanian seperti kelapa sawit
dan karet yang merupakan salah satu
tanaman yang sangat cocok buat lahan
yang ada di Kabupaten kampar.
Perkebunan
Khusus perkebunan perkebunan sawit
untuk saat ini Kabupaten Kampar
mempunyai luas lahan 241,5 ribu hektare
dengan potensi crude palm oil (CPO)
sebanyak 966 ribu ton.
Perikanan
Di bidang perikanan budidaya ikan patin
yang dikembangkan melalui keramba
(kolam ikan berupa rakit) di sepanjang
sungai kampar, ini terlihat banyaknya
keramba yang berjejer rapi di sepanjang
sungai kampardan adanya kerjasama
antara Pemda Kampar dengan PT.
Benecom dengan jumlah investasi Rp.
30 miliar yang mana kedepannya
Kampar akan menjadi sentra ikan patin
dengan produksi 220 ton per hari.
Pariwisata
Di segi pariwisata Kabupaten Kampar
juga tidak kalah dengan daerah-daerah
lainnya, seperti Candi MUARA TAKUS
yang merupakan peninggalan Kerajaan
Sriwijaya, namun untuk saat ini Pemda
Kampar belum memaksimalkan
pengelolaannya menjadi tujuan
wisatawan, mandi "balimau bakasai"
tradisi ini adalah mandi membersihkan
diri di Sungai Kampar untuk menyambut
bulan suci Ramadhan. "Ma'awuo ikan" ini
adalah menangkap ikan secara
bersama-sama (ikan larangan) setahun
sekali, ini berada di danau Bokuok
(Kecamatan Tambang) dan Sungai
Subayang di Desa Domo (Kecamatan
Kampar Kiri Hulu).
Di samping julukan BUMI SARIMADU
Kabupaten Kampar juga terkenal dengan
julukan SERAMBI MEKKAH di provinsi
Riau, ini disebabkan masyarakatnya yang
sebagian besar beragama Islam (etnis
ocu), demikian juga dengan pakaian
yang sehari-hari yang dipakai bernuansa
muslim.
Kabupaten Kampar juga memiliki sosok
pejuang di zaman kolonial Belanda yang
terkenal yakni Datuk Tabano dan Datuk
Panglima Khatib.
Kecamatan
Saat ini (tahun 2006), Kabupaten Kampar
memiliki 20 kecamatan, sebagai hasil
pemekaran dari 12 kecamatan
sebelumnya. Kedua puluh kecamatan
tersebut (beserta ibu kota kecamatan)
adalah:
1. Bangkinang (ibu kota: Bangkinang).
2. Bangkinang Barat (ibu kota: Kuok).
3. Bangkinang Seberang (ibu kota: Muara
Uwai).
4. Gunung Sahilan (ibu kota: Kebun Durian).
5. Kampar (ibu kota: Air Tiris).
6. Kampar Kiri (ibu kota: Lipat Kain).
7. Kampar Kiri Hilir (ibu kota: Sei.Pagar).
8. Kampar Kiri Hulu (ibu kota:Gema).
9. Kampar Timur (ibu kota: Kampar).
0. Kampar Utara (ibu kota: Desa Sawah).
1. Perhentian Raja (ibu kota: Pantai Raja).
2. Rumbio Jaya (ibu kota: Rumbio).
3. Salo (ibu kota: Salo).
4. Siak Hulu (ibu kota: Pangkalanbaru).
5. Tambang (ibu kota: Sei.Pinang).
6. Tapung (ibu kota: Petapahan).
7. Tapung Hilir (ibu kota: Pantai Cermin).
8. Tapung Hulu (ibu kota: Sinama Nenek).
9. XIII Koto Kampar (ibu kota: Muara Mahat).
0. Kampar Kiri Tengah (ibu kota:
Simalinyang).
Kebudayaan
Kampar sangat identik dengan sebutan
Kampar Limo Koto dan dahulunya
merupakan bagian dari Kerajaan
Pagaruyung. Limo Koto terdiri dari XXXIII
Koto Kampar, Kuok, Bangkinang, Air Tiris
dan Rumbio. Terdapat banyak persukuan
yang masih dilestarikan hingga kini.
Konsep adat dan tradisi persukuannya
sama dengan konsep adat dan
persukuan Minangkabau di Sumatera
Barat. Tidak heran bila adat istiadat
hingga bahasa sehari-hari warga Limo
Koto, merupakan Bahasa Minangkabau
logat Limo Puluah Koto atau yang di
Kampar dikenal dengan Bahasa Ocu.
Bahasa ini berlainan aksen dengan
Bahasa Minangkabau yang dipakai oleh
masyarakat Agam, Solok, Pariaman dan
Padang. Di samping itu, Kampar Limo
Koto juga memiliki semacam alat musik
tradisional, yaitu Calempong dan
Oguong.
Batas wilayah
Kabupaten Kampar berbatasan dengan
kabupaten-kabupaten lain, sebagai
berikut:
Utara Kabupaten Siak
Selatan Kabupaten Kuantan Singingi
Barat Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Lima
Puluh Kota (Provinsi Sumatera Barat)
Timur Kota Pekanbaru dan Kabupaten
Pelalawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar