Selasa, 08 Februari 2011
Ahmadiyah Tetap Akui Mirza Ghulam Ahmad
Sebagai Nabi
Jakarta – Setelah 3 bulan dipantau Bakor
Pakem, Ahmadiyah tidak menjalankan 12 butir
kesepakatan secara konsisten. Ahmadiyah
ternyata masih mengakui Mirza Ghulam Ahmad
sebagai nabi.
“Dari pemantauan itu, yang tidak sesuai dengan
12 butir pernyataan Ahmadiyah adalah soal
adanya nabi setelah Muhammad. Padahal
sudah dinyatakan oleh mereka bahwa Nabi
Muhammad adalah nabi penutup, ” kata Kepala
Litbang dan Diklat Departemen Agama, Atho
Mudzar.
Hal ini disampaikan Atho dalam jumpa pers usai
rapat Bakorpakem Pusat di Kejagung, Jalan
Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Rabu
(16/4/2008).
Jadi mereka masih anggap Mirza Gulam Ahmad
sebagai nabi? “Iya. Itulah temuan kita,” sahut
Atho.
Menurut dia, temuan itu ditemukan setelah
dilakukan konfirmasi kepada Jamaah
Ahmadiyah Indonesia (JAI) di 33 kabupaten, 55
komunitas serta bertemu dengan 275 warga JAI
dan dilakukan pemantauan oleh 33 orang
tenaga pemantau dalam 3 bulan terakhir.
“Mereka masih menganggap Mirza sebagai
nabi. Mereka tidak mengubah keyakinannya itu,”
ujarnya.
Dikatakan Atho, dalam kenyataannya
Ahmadiyah masih menggunakan tazkirah
sebagai kitab suci dan dikutip dalam pidato-
pidato.
Isinya diyakini kebenarannya dan Al Quran itu
harus mengikuti dan menyesuaikan dengan
tazkiroh. Misalnya, dalam tazkirah ada kenabian
Mirza Ghulam Ahmad.
“Nah ayat-ayat Al Quran ditarik supaya
membenarkan kenabian Mirza. Jadi ini
menyimpang, ” kata Atho yang juga menjabat
sebagai ketua pemantau Ahmadiyah ini.
CANDI MUARA TAKUS
Candi Muara Takus Wisata Kampar
Wisata Riau - Candi Muara Takus adalah salah
satu objek wisata unggulan provinsi Riau di
Kabupaten Kampar. Setelah menelusuri objek
wisata Istana Gunung Sahilan beberapa waktu
lalu, melihat serta menimbang dari daftar wisata
kampar maka aku putuskan untuk mengunjungi
Candi Muara Takus.
Seperti biasa, kali ini aku juga didampingi
seorang gadis cantik dan tak kalah cantiknya
dengan gadis yang menemaniku waktu
menelusuri Istana Gunung Sahilan, *narsis
mode on*. Ahad pagi itu, semua perlengkapan
telah disiapkan sedari malam. Lokasi Candi
Muara takus ini lumayan jauh dari Pekanbaru
ibu kota Provinsi Riau, sekitar 135 kilometer.
Makanya kami putuskan untuk berangkat pagi-
pagi. Diperkirakan akan memakan waktu tiga
jam lebih kurang.
Setelah semua siap, kami pun berangkat
menggunakan motor butut ku “Bekisar Merah”
yang selalu setia menemani: Astrea Star ’88.
Cuaca pagi itu lumayan cerah. Disepanjang
perjalanan menuju Candi Muara Takus kami
ditemani pemandangan alam yang hijau dan
perkampungan. Melewati Desa Rumbio lalu
melewati jembatan kembar, sampai ke Desa Air
Tiris yang sawahnya sedang menguning.
Setelah lebih satu jam perjalanan sampailah
kami di Kota Bangkinang ibu kota Kabupaten
Kampar. Disini kami menemukan bangunan
megah religius yaitu Islamic Center Bangkinang
(ICB), kayaknya ini bakalan menjadi sasaran
berikutnya nih. Waktu itu kami hanya sekedar
lewat di Kota Bangkinang, setelah itu kami
melewati Desa Salo dan tak lama kemudian
sampailah kami di sebuah jembatan panjang
dibawahnya mengalir sungai yang besar dan
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk usaha
kerambah ikan. Kami pun beristirahat sejenak.
Tiba-tiba si gadis bertanya “Jauh lagi ya?”
katanya, “Ah nggak.. bentar lagi kok, setelah
jembatan ini kita akan menemukan simpang
kearah kanan, itu lah dia,” jawab ku. Tak ingin
membuang waktu ku hidupkan Bekisar merah ku
dan kami pun berlu dari jembatan besar
panjang itu.
Tak lama kemudian, “Eh itu dia simpangnya
bang,” kata si gadis dengan gembira. Sebuah
plang nama bertiliskan “Candi Muara Takus
19km.” Berarti kami telah menemukan lokasi
Candi tersebut, yaitu di desa Muara Takus,
Kecamatan XIII Koto Kampar.
Tak lama kemudian kami sampai di komplek
Candi Muara Takus. Jarak antara kompleks
candi ini dengan pusat desa Muara Takus
sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir
sungai Kampar Kanan. Kompleks candi ini
dikelilingi tembok yang terbuat dari batu pasir,
berukuran 74 x 74 meter bujur sangkar, diluar
arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran
1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks
ini sampai ke pinggir sungai Kampar Kanan.
Lalu kami memasuki areal Candi, kami disambut
sebuah pos jaga tempat mangkalnya pemungut
uang masuk bagi setiap pengunjung Candi
Muar Takus. Tak lama kemudian mata kami
disajikan pemandangan menakjubkan, empat
buah bangunan berada didalam komplek. Candi
Tua yang paling besar, disebelahnya Candi
Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka.
Bahan bangunan candi terdiri dari batu pasir,
batu sungai dan batu bata yang hanya disusun-
susun. Menurut sumber tempatan, batu bata
untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai,
sebuah desa yang terletak di sebelah hilir
kompleks candi.
Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai
saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat
dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata
ke tempat candi, dilakukan secara beranting
dari tangan ke tangan. Cerita ini walaupun
belum pasti kebenarannya memberikan
gambaran bahwa pembangunan candi itu
secara bergotong royong dan dilakukan oleh
orang ramai.
Selain dari candi Tua, candi Bungsu, Mahligai
Stupa dan Palangka, di dalam kompleks candi
ini ditemukan pula gundukan yang diperkirakan
sebagai tempat pembakaran tulang manusia.
Diluar kompleks ini terdapat pula bangunan-
bangunan (bekas) yang terbuat dari batu bata,
yang belum dapat dipastikan jenis
bangunannya. Candi yang bersifat budhistis ini
merupakan bukti pernahnya agama Budha
berkembang di kawasan ini beberapa abad yang
silam. Kendatipun demikian, para pakar
purbakala belum dapat menentukan secara
pasti kapan candi ini didirikan. Ada yang
mengatakan abad kesebelas, ada yang
mengatakan abad keempat, abad ketujuh, abad
kesembilan dan sebagainya. Tapi jelas
kompleks candi ini merupakan peninggalan
sejarah masa silam.
Namun demikian, Masih banyak peninggalan
sejarah lain yang ditemukan disini dari hasil
beberapa penelitian. Salah satunya penelitian
yang dilakukan oleh Pusat Penelitian
Peninggalan Purbakala Nasional dan Bidang
Permuseuman Sejarah dan Kepurbakalaan
Kanwil Depdikbud Provinsi Riau tahun 1977
lalu. Menyatakan bahwa Gugusan Candi Muara
Takus terdiri dari empat bangunan candi, serta
enam bangunan.
Yaitu bangunan I, bangunan II, bangunan III,
bangunan IV, bangunan V dan bangunan VI,
pagar keliling dan tanggul kuno (arden wall).
Bangunan I berupa onggokan tanah dengan
dua lobang, diperkirakan sebagain tempat
pembakaran mayat. Satu lobang untuk
memasukkan mayat dan yang lain untuk
mengeluarkan abunya. Bangunan II berupa
bekas pondasi bangunan yang terbuat dari batu
pasir berbentuk persegi empat. Hingga saat ini
belum diketahui apa sebenarnya bangunan itu
serta fungsinya.
Bangunan III berada diluar pagar keliling,
sekitar 135m dari Candi Mahligai. Bangunan
yang dipagari oleh batu bata ini berbentuk segi
empat dengan ukuran 3m x 2,4m. sekitar 298m
sebelah barat laut Candi Mahligai terdapat
bangunan IV yang berupa gundukan tanah.
Tahun 1993 dilakukan penggalian dan
ditemukan didalamnya susunan batu bata.
Bangunan V dan VI berada pada jarak 334m
sebelah barat Candi Mahligai. Bangunan ini
hanya tinggal pondasi dan tubuh saja, semetara
puncaknya telah rusak dan roboh. Pagar keliling
yang terbuat dari pasir berbentuk bujur sangkar,
mengelilingi gugusan candi seluas 74m x 74m
ini berbeda dengan fisik bangunan yang lain,
batu pasir pada pagar keliling ini kelihatan agak
gelap dan berlumut. Pagar keliling ini adalah
satu-satunya dari situs Candi Muara Takus yang
masih terjaga danbelum pernah dilakukan
pemugaran.
Arden Wall (Tanggul Kuno), adalah tanah
kedukan berparit yang mengelilingi Gugusan
Candi Muara Takus sepanjang empat kilo meter.
Pada bagian dasar terdiri dari batu kerikil yang
ditimbun dengan tanah, dn bagian atas
dutanami Bambu Cina yang berfungsi untuk
mrnahan tanggul agar tidak runtuh.
Tidak hanya itu, hasil dari penelitian lain
menyimpulkan bahwa bangunan ini adalah
bangunan suci agama Budha dan diperkirakan
mempunyai kaitan yang erat dengan Kedatuan
Sriwijaya. Semetara DR.F.M. Schnitger, ahli
yang juga melakukan penelitian disini
memperkirakan bahwa candi candi yang ada
adalah kuburan para raja.
Wah… seru juga ya ceritanya. Kayaknya
waktunya pulang nih, eits.. sebelum beranjak
dari komplek Candi muara Takus, kami bertemu
dengan seorang teman yang tinggal di
kabupaten kampar yang juga berkunjung. Lalu
aku jepret deh... ok sobat. Sampai jumpa lagi
dicerita dan petualangan yang lebih seru.
TASMAPUJA
PT Tasma Puja Diminta
Kembalikan Kelebihan HGU
Selasa, 06 Juli 2010 - 16:13:00 WIB
BANGKINANG,METRORIAU.COM - Dinilai
melebihi Hak Guna Usaha (HGU), warga Rumbio
Kecamatan Rumbio Jaya meminta PT Tasma Puja
(TP) mengembalikan kelebihan HGU ke warga.
Bila tuntutan warga tidak dipenuhi, warga
mengancam akan memblokir jalan menuju
Pabrik Kepala Sawit (PKS).
Hal itu terungkap dalam forum rapat antara ninik
mamak dengan anak kemenakan yang digelar di
Rumbio Jaya baru-baru ini. Salah seorang ninik
mamak yang juga penggagas pertemuan Edi
Susanto Datuk Godang kepada metroriau.com
mengatakan, tuntutan warga sudah bulat. ''Kita
mendukung keinginan anak kemenakan
memperjuangkan hak-haknya. Sebab selama ini
PT Tasma Puja tidak transparan mengenai
pengelolaan lahan, sehingga menimbulkan
permasalahan dimasyarakat,'' kata Dt Godang,
Selasa ( 6/7)
Ninik mamak, lanjutnya, akan mengadakan
pertemuan dalam minggu ini untuk membentuk
forum ninik mamak anak kemenakan kenegrian
Rumbio dan Kampar. Tujuan pembentukan
forum ini untuk memperjuangkan kelebihan HGU
supaya dikembalikan ke anak kemenakan. PT TP
selama ini dinilai Dt Godang kurang peduli
terhadap warga tempatan.
Menurut Datuk Godang yang sehari-hari bekerja
sebagai staf PNS di sekretariat DPRD Kampar ini,
ada sekitar 460,1 hektar lahan perusahaan yang
bergerak dibidang perkebunan sawit. Luas lahan
Tasma Puja berkisar 2.989,900 hektar. Lahan
yang diganti rugi ke anak kemanakan berupa
pancung alas sekitar 2.500 hektar pada tahun
1992 dinilai belum memadai dengan kelebihan
HGU saat ini.
Disamping itu, PT TP juga kurang peduli terhadap
tenaga kerja lokal sehingga dianggap melanggar
UU No.13 tahun 2003. ''Pekerja kita paling banter
berkisar 25 orang selebihnya pekerja kasar,''
katanya.
Sementara itu Kadis Perkebunan Kabupaten
Kampar melalui sekretaris Drs H Hamdani
mengatakan tuntutan masyarakat itu merupakan
suatu hal yang lumrah. ''Kalau menyangkut HGU,
mayoritas perusahaan perkebunan di Kampar ini
melebihi HGU,'' katanya. ( Hermansyah)
KAMPAR
Pemerintahan
Bupati Kampar saat ini adalah
Burhanuddin Husin. Pada pemilu yang
dilaksanakan pada Oktober 2006,
Burhanuddin Husin terpilih sebagai
bupati baru untuk periode 2006-2011.
Burhanuddin menggantikan Jefri Noer,
bupati yang sempat menggemparkan
peta politik nasional dengan skandal
pengusiran seorang kepala sekolah
pada sebuah rapat dengar pendapat di
DPRD Kampar. Jauh sebelum reformasi,
Kampar selalu dipimpin oleh bupati yang
berlatar belakang militer dengan
mengabaikan latar belakang sosio-
kultural semisal putera daerah. Namun
dengan digulirkannnya otonomi daerah,
kini Kampar memiliki pemimpin dari
daerahnya sendiri.
Potensi
Kabupaten Kampar mempunyai banyak
potensi yang masih dapat dimanfaatkan,
terutama di bidang pertanian dan
perikanan darat.
Pertanian
Bidang pertanian seperti kelapa sawit
dan karet yang merupakan salah satu
tanaman yang sangat cocok buat lahan
yang ada di Kabupaten kampar.
Perkebunan
Khusus perkebunan perkebunan sawit
untuk saat ini Kabupaten Kampar
mempunyai luas lahan 241,5 ribu hektare
dengan potensi crude palm oil (CPO)
sebanyak 966 ribu ton.
Perikanan
Di bidang perikanan budidaya ikan patin
yang dikembangkan melalui keramba
(kolam ikan berupa rakit) di sepanjang
sungai kampar, ini terlihat banyaknya
keramba yang berjejer rapi di sepanjang
sungai kampardan adanya kerjasama
antara Pemda Kampar dengan PT.
Benecom dengan jumlah investasi Rp.
30 miliar yang mana kedepannya
Kampar akan menjadi sentra ikan patin
dengan produksi 220 ton per hari.
Pariwisata
Di segi pariwisata Kabupaten Kampar
juga tidak kalah dengan daerah-daerah
lainnya, seperti Candi MUARA TAKUS
yang merupakan peninggalan Kerajaan
Sriwijaya, namun untuk saat ini Pemda
Kampar belum memaksimalkan
pengelolaannya menjadi tujuan
wisatawan, mandi "balimau bakasai"
tradisi ini adalah mandi membersihkan
diri di Sungai Kampar untuk menyambut
bulan suci Ramadhan. "Ma'awuo ikan" ini
adalah menangkap ikan secara
bersama-sama (ikan larangan) setahun
sekali, ini berada di danau Bokuok
(Kecamatan Tambang) dan Sungai
Subayang di Desa Domo (Kecamatan
Kampar Kiri Hulu).
Di samping julukan BUMI SARIMADU
Kabupaten Kampar juga terkenal dengan
julukan SERAMBI MEKKAH di provinsi
Riau, ini disebabkan masyarakatnya yang
sebagian besar beragama Islam (etnis
ocu), demikian juga dengan pakaian
yang sehari-hari yang dipakai bernuansa
muslim.
Kabupaten Kampar juga memiliki sosok
pejuang di zaman kolonial Belanda yang
terkenal yakni Datuk Tabano dan Datuk
Panglima Khatib.
Kecamatan
Saat ini (tahun 2006), Kabupaten Kampar
memiliki 20 kecamatan, sebagai hasil
pemekaran dari 12 kecamatan
sebelumnya. Kedua puluh kecamatan
tersebut (beserta ibu kota kecamatan)
adalah:
1. Bangkinang (ibu kota: Bangkinang).
2. Bangkinang Barat (ibu kota: Kuok).
3. Bangkinang Seberang (ibu kota: Muara
Uwai).
4. Gunung Sahilan (ibu kota: Kebun Durian).
5. Kampar (ibu kota: Air Tiris).
6. Kampar Kiri (ibu kota: Lipat Kain).
7. Kampar Kiri Hilir (ibu kota: Sei.Pagar).
8. Kampar Kiri Hulu (ibu kota:Gema).
9. Kampar Timur (ibu kota: Kampar).
0. Kampar Utara (ibu kota: Desa Sawah).
1. Perhentian Raja (ibu kota: Pantai Raja).
2. Rumbio Jaya (ibu kota: Rumbio).
3. Salo (ibu kota: Salo).
4. Siak Hulu (ibu kota: Pangkalanbaru).
5. Tambang (ibu kota: Sei.Pinang).
6. Tapung (ibu kota: Petapahan).
7. Tapung Hilir (ibu kota: Pantai Cermin).
8. Tapung Hulu (ibu kota: Sinama Nenek).
9. XIII Koto Kampar (ibu kota: Muara Mahat).
0. Kampar Kiri Tengah (ibu kota:
Simalinyang).
Kebudayaan
Kampar sangat identik dengan sebutan
Kampar Limo Koto dan dahulunya
merupakan bagian dari Kerajaan
Pagaruyung. Limo Koto terdiri dari XXXIII
Koto Kampar, Kuok, Bangkinang, Air Tiris
dan Rumbio. Terdapat banyak persukuan
yang masih dilestarikan hingga kini.
Konsep adat dan tradisi persukuannya
sama dengan konsep adat dan
persukuan Minangkabau di Sumatera
Barat. Tidak heran bila adat istiadat
hingga bahasa sehari-hari warga Limo
Koto, merupakan Bahasa Minangkabau
logat Limo Puluah Koto atau yang di
Kampar dikenal dengan Bahasa Ocu.
Bahasa ini berlainan aksen dengan
Bahasa Minangkabau yang dipakai oleh
masyarakat Agam, Solok, Pariaman dan
Padang. Di samping itu, Kampar Limo
Koto juga memiliki semacam alat musik
tradisional, yaitu Calempong dan
Oguong.
Batas wilayah
Kabupaten Kampar berbatasan dengan
kabupaten-kabupaten lain, sebagai
berikut:
Utara Kabupaten Siak
Selatan Kabupaten Kuantan Singingi
Barat Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Lima
Puluh Kota (Provinsi Sumatera Barat)
Timur Kota Pekanbaru dan Kabupaten
Pelalawan
BS MELATI
"BS.MELATI" berasal dari JAWA BARAT
Berawal dari seorang Guru yang
mempunyai murid terbaik sebanyak 7
orang dan kemudian karena Guru
tersebut merasa sudah tidak sanggup
untuk mengembangkan B.S. pada tahun
1979, B.S. yang dipegang oleh Bapak H.
Achmad Busjairi H.S. ( salah satu murid
terbaik ) akhirnya berkembang dengan
pesat di Surabaya, Jawa Timur.
Lalu Guru memerintahkan ke-6
muridnya yang lain untuk membantu dan
bergabung dengan H.Achmad Busjairi
H.S. di Budi Suci Jawa Timur sendiri.
Disaat bersamaan ke-6 teman
seperguruan H. Achmad Busjairi H.S.
juga mendirikan perguruan masing-
masing dengan memakai nama yang
sama yaitu B.S.
Untuk membedakan H. Ahcmad
Busjairi H.S. berkeinginan untuk
merubah nama B.S. tetapi niat itu
dibatalkannya karena H. Achmad Busjairi
H.S. pada dasarnya sangat menyukai
nama tersebut, maka nama B.S.
kemudian ditambah menjadi Budi Suci
Melati ( B.S.M ) yang memiliki makna
kesucian secara lahir batin dan
berakhlak mulia yang diibaratkan bagai
bunga melati nan putih dan harum
mewangi.
Seiring berjalannya waktu
perkembangan B.S.MELATI tidak begitu
baik karena banyaknya konflik dan
pertentangan berasal dari B.S. yang lain.
H.Achmad Busjairi H.S.
memutuskan untuk pindah ke Jawa
Tengah, di Kota Kudus. Di Kudus. H.
Achmad Busjairi H.S mulai melakukan
pembenahan dengan menjadikan B.S.M.
perguruan silat yang terorganisir,
memiliki struktur organisasi yang
lengkap dan berbadan hukum serta
perlindumgan hukum lainnya.
B.S.M di Pulau Jawa
berkembang sangat pesat, kemudian
mulai membuka cabang di Pulau
SUMATRA (JAMBI, RIAU, LAMPUNG,
BATAM, dl ), Pulau KALIMANTAN (
PONTIANAK ), SULAWESI (DONGGALA,
TATAO, dll), dan NTB (MATARAM,
LOMBOK TIMUR, dan SUMBAWA
BARAT), bahkan sampai keluar negeri
yaitu di MALAYSIA tepatnya di SARAWAK
dan SIBU. Pada tahun 2004, H. Achmad
Busjairi H.S. meniggal dunia, sebelum
wafat Beliau mengembankan tugas
kepada putranya yang bernama Erieke
Yuryevi Anthony untuk mengambil alih
posisi Guru Besar, dan masih dipegang
hingga saat ini..
Berbudi pekerti yang luhur,,tak
ayal membuat orang-orang semakin
tertarik untuk bergabung bersama
keluarga besar "BS.MELATI" yang
hingga saat ini BS.MELATI sudah
mampu menunjukkan prestasi-prestasi
yang gemilang dan sebagai seni beladiri
yang berstandar nasional dibawah
naungan IPSI "BS.MELATI akan selalu
dan senantiasa mendukung program
pemerintah untuk melestarikan budaya
pencak silat....
Langganan:
Postingan (Atom)